Penggunaan
plesteran beton atau aspal untuk perkerasan carport rumah
ataupun area parkir publik membawa dampak buruk terhadap lingkungan. Beton
terbuat dari bahan yang kedap air, sehingga air hujan tidak dapat terserap oleh
tanah. Lama kelamaan air akan semakin sulit diperoleh.
Sadar lingkungan membuat banyak orang menggunakan grass block sebagai pengganti beton dan aspal. Lalu, apa sebenarnya yang disebut grass block itu?
Kita mungkin masih bisa menjawab kalau ditanya soal paving block atau conblock. Tapi kebanyakan pasti tidak tahu jika ditanya soal grass block.
Grass block sebenarnya bukan barang baru di Indonesia. Namun kebanyakan orang menyamakan grass block dengan paving block. Hal itu tidak sepenuhnya salah, karena grass block memang salah satu jenis dari paving block. Bahan pembuatnya juga sama yaitu agregat berupa campuran abu batu, screening (batu kotak kecil berukuran 2 - 3 mm), pasir, dan semen. Perbedaannya justru terletak pada bentuknya.Paving block berbentuk solid, sedangkan grass block memiliki lubang-lubang untuk tanah dan rerumputan sehingga area yang tertutup perkerasan lebih sedikit. Ini sangat baik untuk menjaga keseimbangan antara perkerasaan dan penghijauan.
Bahan pembuat grass block memiliki daya serap yang cukup tinggi sehingga lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Bahan ini tidak mudah bolong-bolong seperti yang terjadi pada beton yang sering terkena hujan, dan juga lebih tahan panas saat terkena sinar matahari. Jika rusak atau lepas, bagian yang rusak tersebut dapat diangkat dan diganti dengan yang baru tanpa harus membongkar keseluruhan area; lebih praktis dan efisien. Sebenarnya rusak atau pecahnya grass block bukan disebabkan oleh kualitas grass block yang buruk, namun lebih karena pemasangan yang tidak benar. Karena itu sebelum memasang grass block, terlebih dahulu tanah harus diratakan dan dipadatkan agar tidak melendut. Tanah yang tidak rata dapat menyebabkan grass block gampang pecah.
Sadar lingkungan membuat banyak orang menggunakan grass block sebagai pengganti beton dan aspal. Lalu, apa sebenarnya yang disebut grass block itu?
Kita mungkin masih bisa menjawab kalau ditanya soal paving block atau conblock. Tapi kebanyakan pasti tidak tahu jika ditanya soal grass block.
Grass block sebenarnya bukan barang baru di Indonesia. Namun kebanyakan orang menyamakan grass block dengan paving block. Hal itu tidak sepenuhnya salah, karena grass block memang salah satu jenis dari paving block. Bahan pembuatnya juga sama yaitu agregat berupa campuran abu batu, screening (batu kotak kecil berukuran 2 - 3 mm), pasir, dan semen. Perbedaannya justru terletak pada bentuknya.Paving block berbentuk solid, sedangkan grass block memiliki lubang-lubang untuk tanah dan rerumputan sehingga area yang tertutup perkerasan lebih sedikit. Ini sangat baik untuk menjaga keseimbangan antara perkerasaan dan penghijauan.
Bahan pembuat grass block memiliki daya serap yang cukup tinggi sehingga lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Bahan ini tidak mudah bolong-bolong seperti yang terjadi pada beton yang sering terkena hujan, dan juga lebih tahan panas saat terkena sinar matahari. Jika rusak atau lepas, bagian yang rusak tersebut dapat diangkat dan diganti dengan yang baru tanpa harus membongkar keseluruhan area; lebih praktis dan efisien. Sebenarnya rusak atau pecahnya grass block bukan disebabkan oleh kualitas grass block yang buruk, namun lebih karena pemasangan yang tidak benar. Karena itu sebelum memasang grass block, terlebih dahulu tanah harus diratakan dan dipadatkan agar tidak melendut. Tanah yang tidak rata dapat menyebabkan grass block gampang pecah.
Penampilan grass block yang sangat natural cocok digunakan di teras
rumah, carport, atau
area lain yang membutuhkan perkerasaan yang cukup luas, namun tetap ingin
terlihat hijau. Bahkan sekarang orang mulai menggunakannya di taman, terutama
pada taman-taman yang bergaya Jepang. Enak dipijak namun tetap ramah lingkungan
No comments:
Post a Comment